Sudah malam,
Kwan-woo, Pengacara Shin dan Petugas Choi sedang menunggu didepan lift untuk
pulang. Hye-sung tidak ikut pulang, Petugas Choi bilang dia akan pulang setelah
menyelesaikan pekerjaannya.
Kwan-woo dan
Pengacar Shin beradu pendapat. Kwan-woo berpendapat bahwa seorang pengacara
harus percaya 100% terhadap terdakwa yang dibelanya. Pengacara Shin bilang
tidak boleh begitu, karena masih ada kemungkinan terdakwa berbohong. Tapi Kwan-woo
tetap pada prinsipnya. Gitulah pokoknya, hehehe..
Hye-sung sedang
menulis pembelaanya, dia mengingat kembali Seong-bin yang menangis saat
mengatakan bukan dia pelakunya, itu mengingatkan pada dirinya sendiri di masa
lalu yang dituduh melukai Do-yeon.
~~~
Soo-ha berdiri
diluar kantor kejaksaan, tepatnya didekat pintu keluar. Untuk apalagi kalau
bukan untuk menemui Hye-sung. Soo-ha
membaca keterangan di hpnya, “Hanya 1% pengacara yang menjadi Pembela Umum.
Mereka membela orang miskin, remaja dan orang cacat, dan orang yang kesulitan
mendapatkan pengacara. Bukan untuk uang, tetapi untuk keadilan.”
Soo-ha berpendapat
Hye-sung mengambil pekerjaan yang cocok untuknya.
Soo-ha melihat lagi
kearah pintu keluar, dan ha! Dia tersenyum melihat Hye-sung akan keluar kantor.
Tapi kemudian Soo-ha tmpak bingung melihat Hye-sung yang terus berputar-putar
di pintu keluar. Soo-ha pun berusaha mendengar suara hati Hye-sung.
“Kepalaku akan meledak. Cepat lupakan tentang itu. lupakan, Hye-sung.”
Hye-sung pun jalan
pergi, dan Soo-ha yang awalnya ingin menemui Hye-sung malah ngumpet. Lalu
Soo-ha mengikuti Hye-sung. Ketika di dalam bus, Hye-sung akan terjatuh, ditahan
oleh Soo-ha. Tapi Hye-sung tidak melihat kea rah Soo-ha, dia hanya mengatakan
terima kasih.
Hye-sung kayaknya
galau, Soo-ha mah senyum-senyum aja sendiri sambil berdiri di samping Hye-sung.
Di episode ini Soo-ha senyuuummm terus, bikin yang liat ikutan senyum..
Pas lagi jalan deket
rumahnya, Hye-sung berbalik dan dalam hatinya bilang, “Terlalu gelap. Tidak bisakah mereka memperbaiki lampu jalan? Aku akan
jalan memutar. Anggap saja oahraga.”
Hye-sung ketemu sama
ahjuma pemilik warung dan menanyakan tentang lampu jalan. Ahjuma itu bilang dia
udah telpon ke kantor dan katanya akan segera diperbaiki.
Hye-sung sampai
rumah, dan Soo-ha tersenyum lagi….
~~~
Hye-sung di telpon
ibunya yang menanyakan keadaannya. Ibu tahu Hye-sung sedang ada masalah karena
suaranya tidak biasa. Tapi Hye-sung bilang itu karena lampu jalan mati, dia
benci gelap. Hye-sung jawab telpon sambil liat ke luar jendela yang terlihat
gelap, tiba-tiba “tring” lampunya nyala.
Hye-sung yang merasa
aneh pun keluar rumah. Dan siapakah yang memperbaikinya? Soo-ha! Tapi Hye-sung
gak ngenalin, dia menyangka itu pegawai kantor penerangan pemerintah. Soo-ha
senyum lagi ngeliat Hye-sung..
~~~
Soo-ha di stasiun
kereta, masih senyum-senyum aja dia..
Lalu dia melihat
Seong-bin di peron sebrang, sedang duduk dan nampak bersedih. Awalnya Soo-ha
biasa aja, tapi dia berubah serius setelah denger suara hatinya Seong-bin, “Mengapa ini bisa terjadi? Aku tidak
melakukan hal yang salah. Mereka tidak mendengarku? Jika itu percobaan
pembunuhan, maka aku akan dipenjara kan? Haruskah aku mati saja? Teman-teman…
dan pengacara… tidak ada seorangpun di dunia ini yang percaya padaku. Lalu apa
artinya hidup? Jika aku mati, akankah mereka percaya padaku? Akankah mereka
menyesal tidak mempercayaiku?”
Go Seong-bin berdiri
dan berjalan medekati rel kereta. Soo-ha panik, dia memanggil Seong-bin.
“Go Seong-bin! Go
Seong-bin! Diam disitu. Akau akan kesana.”
Seong-bin
melihatnya, dan berkata dalam hati: “Akankah
Soo-ha percaya padaku? Tidak…. Dia bahkan tidak akan tahu bahwa aku menghilang.”
Soo-ha bingung
mencari jalan agar cepat sampai di sebrang, dia berteriak lagi pada Seong-bin
agar diam.
Kereta semakin
mendekat. Soo-ha akhirnya berlari berputar lewat bawah. Lari dan lari…
sementara Seong-bin tidak mendengar Soo-ha dan berjalan semakin mendekati rel.
Kereta datang, Soo-ha juga datang tepat waktu. Dia langsung menarik Seong-bin
menjauh.
Soo-ha marah, “Kau
gadis bodoh, apa yang kamu lakukan?”
Seong-bin memanggil
nama Soo-ha dan menangis.. Soo-ha lega..
~~~
Kini mereka duduk di
taman, Soo-ha memberikan minuman pada Seong-bin.
Seong-bin berterima
kasih, dan menanyakan apakah Soo-ha mendengar masalah yang ia hadapi? “Apakah
kamu juga berpikir bahwa Ssang-ko….maksudku Dong-hee. Apakah kamu berpikir aku
yang mendorongnya?”
Soo-ha menjawab
tidak.
Seong-bin: “Bohong. Dia hanya tidak ingin aku mati.”
Soo-ha: “Aku sungguh
percaya padamu. Kamu bukan seorang penjahat.”
Seong-bin: “Terima
kasih..”
Soo-ha: “apa kamu
sudah dapat pembela?”
Seong-bin: “Iya…
pasti akan sangat bagus kalau pengacara itu percaya padaku.”
Soo-ha: “Siapa
pengacaranya?”
Seong-bin: “Jang
Hye-sung. Pengacara baru di Yeonjo.”
Soo-ha kaget.
~~~
Soo-ha pulang ke
rumahnya. Duduk dan melihat potongan koran yang ada foto Hye-sung nya. Dia
teringat perkataan Seong-bin tadi, “Apapun
yang aku katakana, dia tidak percaya padaku. Dia bahkan menakutiku dengan
mengatakan bahwa aku akan mendapatkan hukuman yang tinggi jika aku mengaku
tidak bersalah. Dia lebih menakutkan daripada jaksa.”
Soo-ha: “Ini pasti
salah paham. Mungkin orang lain. Dia tidak akan melakukan itu.”
~~~
Hye-sung melihat
Kwan-woo yang akan menjalani persidangan pertamanya pagi ini. Dia diberi
macam-macam pengarahan oleh Pengacara Shin.
Kwan-woo melihat
Hye-sung dan mengajaknya melihat persidangannya. Dia akan menunjukkan kekuatan
seorang pengacara yang percaya pada terdakwanya.
Di ruang sidang.
Kwan-woo ternyata
salah paham dengan terlalu percaya pada terdakwa. Kwan-woo bilang terdakwa
hidup bersama ibunya yang sudah tua. Jaksa menyela bahwa ibu terdakwa sudah
meninggal. Dan terdakwa membenarkan. Kawan-woo bilang lagi kalau polisi yang
akan menangkap dia sangat kuat, sehingga dia mengancam menggunakan pisau. Jaksa
menyela lagi dan bilang polisi yang menangkap itu semuanya perempuan. Dan
terdakwa juga membenarkan. Kwan-woo frustasi.
Setelah sidang
selesai. Hye-sung meledek Kwan-woo,
“Saya menikmati
menonton contohnya, Pengacara Cha. Terima kasih, saya belajar banyak. Saya
belajar bagaimana bahayanya terlalu percaya pada terdakwa. Juga melihat
bagaimana bisa membuat seorang pengacara tidak efektif. Terimakasih.” Hye-sung
berjalan pergi.
Kwan-woo dan
Pengacara Shin menatapnya kesal.
Pengacara Shin
menasehati Kwan-woo, jika seseorang miskin belum tentu dia itu orang baik, dan
jika seseorang miskin belum tentu juga dia melakukan kesalahan.
~~~
Soo-ha menunggu
seseorang di halte bis di depan kantor kejaksaan.
Soo-ha menelpon
Seong-bin, menanyakan apakah Seong-bin sudah siap, dan menyruhnya untuk tidak
memikirkan apapun, datang saja. Seong-bin ternyata sudah dibelakang Soo-ha.
Soo-ha berbali dan terkejut melihat penampilan Seong-bin.
Seong-bin
mengenakan seragam sekolah, rambutnya dicat warna hitam (apa pake wig ya?),
sepatu biasa, dan tidak menggunakan cat kuku.
~~~
Do-yeon
berjalan menuju gedung persidangan. Sementara itu Hye-sung sedang menunggu lift
bersama yang lain. Dia antri paling belakang dan masuk terakhir, ternyata
lifnya kepenuhan, tapi dia gak mau keluar lagi, sampai akhirnya di dorong oleh
Pengacara Shin. Haha..
Hye-sung
kemudian bertemu dengan Do-yeon. Do-yeon kaget mengapa Hye-sung berada disana.
Hye-sung juga kaget, dan bertanya juga mengapa Do-yeon berada disana, apakah
Do-yeon seorang Jaksa. Hye-sung bilang kalau dia seorang pembela umum. Do-yeon
berkata mungkin nanti mereka akan bertemu di persidangan.
Soo-ha
datang bersama Seon-bin. Seong-bin memanggil Hye-sung dan berlari
mengahampirinya. Seong-bin juga mengenali Do-yeon sebagai jaksa yang
memeriksanya. Hye-sung dan Do-yeon saling pandang, dan akhirnya mereka tahu
bahwa mereka lawan di kasus ini. Syok deh…
~~~
Hye-sung
pergi ke toilet, membasuh muka dan menenangkan diri. Dia teringat saat Do-yeon
menuduhnya melukai matanya waktu remaja, lalu saat dia dikeluarkan dari sekolah,
saat Do-yeon mengakui bahwa dia berbohong, saat Do-yeon menyuruhnya menjadi
saksi lalu dia akan mengatakan kalu Hye-sung bukan pembohong. Hye-sung
mengutkan dirinya.
~~~
Hye-sung
keluar toilet dan menghampiri Seong-bin memintanya untuk bicara. Soo-ha mengikutinya.
Hye-sung memandangnya bingung, dan bertanya pada Seong-bin:
“Dia
siapa, nempel terus kayak lem?” hehehe..
Seong-bin,
“Dia temanku.”
Hye-sung
ke Soo-ha, “Hey lem. Aku tidak sedang mood yang baik, jadi tetap disini.”
Tapi
Soo-ha tetep aja ngikutin mereka.
Hye-sung
memberikan catatan pertanyaan yang akan ditanyakan di persidangan nanti. Tapi
dia mengambilnya kembali. Hye-sung bicara panjang lebar, intinya menyuruh
Seong-bin mengaku dan merasa bersalah. Jika tidak dan terbukti bersalah, maka
mereka “done”. Tapi Seong-bin tidak mau, karena bukan dia yang melakukannya.
Soo-ha yang mendengarnya kesal, dan melihat Hye-sung yang bersikap seperti itu.
Dia
lalu menarik Hye-sung untuk berbicara, Hye-sung tidak mau, Soo-ha manggul
Hye-sung deh, hahaha..
Soo-ha
menurunkan Hye-sung dibeda tempat.
Hye-sung:
“ Kamu. Kamu akan ditangkap sekarang. Tadi itu terekam di kamera CCTV. Apakah
kamu tahu betapa buruknya ditangkap untuk sebuah kejahatan?” Hye-sung marah dan
akan pergi tapi ditarik lagi oleh Soo-ha. “Lepaskan tanganku. Tenanglah.”
Soo-ha:
“Seong-bin tidak bersalah. Aku memerlukan bantuanmu untuk membersihkan namanya.”
Hye-sung:
“Siapa kamu? Siapa kamu melakukan ini?”
Soo-ha:
“Aku teman sekelas Seong-bin.
Hye-sung:
“apakah ada yang kamu tahu tentang kasus ini? Kamu melihat tempat kejadian?”
Soo-ha:
“kemarin Seong-bin akan bunuh diri setelah bertemu denganmu.”
Hye-sung
terkejut, tapi biasa lagi, “Lalu kenapa? Apakah itu bisa dijadikan bukti?”
Soo-ha
kesal, “Sikapmu buruk sekali. Apa kau benar seorang pengacara?”
Hye-sung juga kesal: “Siapa dirimu mengajariku seperti ini? Dimana kamu belajar kepribadian? Kamu lebih muda dariku tapi tidak menghargai, menculik dan mengajariku. Jika kamu anak kecil, bersikaplah seperti anak kecil.” Hye-sung berteriak.
Hye-sung juga kesal: “Siapa dirimu mengajariku seperti ini? Dimana kamu belajar kepribadian? Kamu lebih muda dariku tapi tidak menghargai, menculik dan mengajariku. Jika kamu anak kecil, bersikaplah seperti anak kecil.” Hye-sung berteriak.
Soo-ha:
“Jika kamu seorang pengacara, bersikaplah seperti pengacara. Bukankah
seharusnya pengacara mendengarkan apa yang dikatakan terdakwa? Apa bedanya kamu
dengan jaksa jika kamu mengatakan mereka bersalah bahkan tanpa mendengar
mereka?”
Hye-sung:
“Tidak ada bukti! Tidak ada bukti selain yang menunjukkan kalau Seong-bin
bersalah. Apa yang harus kulakukan? Beritahu aku kalau kamu punya bukti.”
Soo-ha: “Aku punya bukti.”
Soo-ha: “Aku punya bukti.”
Hye-sung:
“apa itu?”
Soo-ha
menatap Hye-sung.
Hye-sung:
“Mengapa kamu melihatku seperti itu?”
Soo-ha
dan Hye-sung: “Jika kamu melihatku seperti itu, apakah bukti akan jatuh dari
langit?” Hye-sung terdiam ditengah kalimat.
Hye-sung
menatap Soo-ha.
Soo-ha
dan Hye-sung: “Siapa kamu? Bagaimana kamu melakukan itu?” Hye-sung terdiam lagi
di tengah kalimat.
Hye-sung
bingung, “Bagaimana kamu tau apa yang akan aku katakana?” Soo-ha juga
mengatakan hal yang sama.
Hye-sung,
mundur, dia akan pergi.
Soo-ha:
“Aku bisa membaca pikiran orang lain. Inilah buktinya.”
~~~
Do-yeon
dikantornya sedang melihat berkas persidangan. Dia mengingat pertemuannya
dengan Hye-sung tadi. Kemudian melihat berkas lagi, dan menuliskan sesuatu.
~~~
Hye-sung
berdiri jauh dari Soo-ha.
Soo-ha:
“Berapa lama kamu akan berdiri disana? Kita harus membersihkan nama Seong-bin.”
Soo-ha mendekati Hye-sung.
Hye-sung:
“Jangan mendekat! Bagaimana itu bisa terjadi?”
Soo-ha:
“Jangan melihatku seperti aku ini monster. Di dunia ini, ada orang yang
memiliki IQ 200 dan orang yang bisa berlari 100 meter dalam waktu 9 detik.
Menjadi special tidak membuatmu menjadi seorang monster… Ah, kekananakan
sekali. Aku bukan alien! Aku lahir di bumi!” Soo-ha kesal juga akhirnya
diliatin kayak gitu.
Hye-sung:
“Kamu membaca pikiranku?” (mungkin Hye-sung mikir Soo-ha alien)
Soo-ha:
“Aku juga tidak ingin memdengar apa yang orang lain pikirkan. Tapi apa yang
harus kulakukan? Aku mendengarnya saat aku melihat mata mereka.
Hye-sung
menutupi matanya, “Aish..haruskan aku melapor polisi? Ini bahkan lebih buruk
daripada kekerasan dalam kehidupan pribadiku.”
Soo-ha
mencak, “Berhenti dan fokuslah pada bagaimana caranya kamu membuktikan
Seong-bin tidak bersalah. Pikiran tidak akan berbohong walaupun mulut
berbohong. Seong-bin tidak bersalah. Aku mendengarnya. Kamu harus
membuktikannya.”
Hye-sung:
“aku tidak bisa.”
Soo-ha:
“kamu tidak akan melakukannya?”
Hye-sung:
“Bukannya aku tidak mau, aku tidak bisa. Tidak ada bukti yang mendukung
pernyataan itu.”
Soo-ha:
“Aku sudah bilang, aku buktinya! Aku mendengarnya!”
Hye-seong:
“Apakah kamu akan mengatkan itu dipersidangan? ‘Aku membaca pikiran Seong-bin,
Seong-bin tidak bersalah.’apakah kamu akan mengatakan itu? lalu hakim dan jaksa
akan terpesona oleh kemampuan membaca pikiran-mu, dan menerima kesaksianmu.
Itukah yang kau pikirkan akan terjadi? Mereka akan mengatakan kita gila.”
Soo-ha
mengingat perkataan pengacara si pembunuh waktu kecil dulu, yang mengatakan dia
berbohong dengan kemampuan membaca pikirannya itu.
Hye-sung
melanjutkan, “Lagipula, bahkan jika mereka percaya, bagaimana jika kamu
berbohong?”
Soo-ha:
“Aku tidak berbohong.”
Hye-sung:
“Lalu apa yang harus kulakukan, orang lain tidak bisa membaca pikiran
sepertimu. Bagaimana kamu membuktikannya di persidangan? Itu makanya
kesaksianmu tidak bisa diterima. Kemampuanmu itu bagus sekali, tapi idak bisa
digunakan dalam situasi ini. Di persidangan, tidak penting untuk pengacara
mengatakan kebenaran, tapi apakah ada saksi/bukti atau tidak.” Hye-sung pergi.
Soo-ha
terlihat jelas sangat kecewa dengan sikap Hye-sung.
Soo-ha:
“Kebenaran.. bukankan kebenaran akan menang di persidangan?”
Hye-sung:
“tentu saja tidak. Kamu salah. Tidak ada kebenaran yang menang dipersidangan,
tapi pemenang yang menetapkan kebenaran di persidangan.
Soo-ha
yang kecewa membuang buku diari itu, tapi mengambilnya kembali dan mengingat
janjinya yang akan melindungi Hye-sung.
~~~
Hye-sung
kembali ke toilet untuk menenangkan diri. Kemudin Do-yeon masuk. Hye-sung
mengingatkan Do-yeon yang lari saat di gedung persidangn 10 tahun yang lalu.
Banyak ingin Hye-sung katakan, tapi sekarang dia lupa. Kemudian di luar mereka
berargumen tentang kasus mereka. Soo-ha muncul, dan sepertinya mendengar
pikirannya Do-yeon.
Do-yeon
pergi, Hye-sung bertemu lagi dengan Soo-ha. Dia menyuruh Soo-ha menjauh. Soo-ha
bertanya siapa orang itu. hye-sung bilang bukan urusan Soo-ha. Tapi Soo-ha
bertanya tentang kejadian kembang api (yang tidak disebutkan dalam percakapan
Hye-sun vs Do-yeon). Hye-sung berhenti dan bertanya bagaimana Soo-ha bisa tahu.
Soo-ha:
“Beberapa saat yang lalu, aku membaca pikiran orang itu.”
Hye-sung:
“Katakan padaku, apa yang dia pikirkan.”
~~~
Ketiga
hakim menuju gedung persidangan. Mereka melihat Hye-sung yang berputa-putar di
pintu keluar. Sepertinya Hye-sung kalau lagi galau suka ngelakuin hal itu deh..
Terdengar
kata-kata Soo-ha yang menjawab pertanyaan Hye-sung sebelumnya,
“Seong-bin
benar-benar mirip denganmu. Saat 10 tahun yang lalu dalam kecelakaan kembang
api. Kemiripan yang menakutkan.”
Hye-sung
mengehela napas..
Salah
satu hakim mengenalinya sebagai Pembela umum yang baru. Pengacara yang tidak
memenuhi kualifikasi, tapi diterima karena ceritanya yang menyedihkan.
Ada
Hakim Kim diantara mereka, hakim yang meloloskannya, dia tidak bisa berbicara,
haaa…
Hye-sung
teriak sambil muter-muter.
~~~
Di
ruang persidangan.
Hakim
meminta jaksa dan pengacara memberikan pernyataannya.
Jaksa
Do-yeon: “ Terdakwa Go Seong-in adalah teman sekelas dari korban. Dia selalu
mengasingkan dan menyiksa korban. Karena korban telah direkrut oleh agen
hiburan, gadis ini menjadi cemburu. Dia mendorong korban yang sedang duduk di
pinggir jendela. Akibat kejadian ini, korban mengalami koma dan patah tulang di
banyak bagian tubuhnya. Jadi, saya menuntut terdakwa, Go Seong-bin, dengan
persetujuan hokum, untuk percobaan pembunuhan.”
Hye-sung
melihat tangan Seong-bin yang gemetaran. Soo-ha menghela nafas.
Hye-sung
yang terlihat bingung berusaha berbicara dengan Soo-ha lewat suara hatinya, “Kau…apakah
kamu benar-benar yakin dia tidak bersalah? Dapatkah aku mempercayaimu?”
Soo-ha
menganggukkan kepalanya.
Hakim
Kim: “Penasehat, silahkan mulai pembelaanmu. Penasehat! Apakah kamu menerima
tuntutan Jaksa?”
Hye-sung
berdiri akan membaca pembelaannya, tapi tidak jadi, dia tutup lagi berkasnya,
dan berkata: “Saya menolak semua tuntutan terhadapnya.”
Soo-ha
tersenyum. Seong-bin seperti tidak percaya, pengacaranya akhirnya percaya
padanya. Para hakim langsung menoleh kea rah Hye-sung. Do-yeon juga kaget.
Hye-sung:
“Terdakwa menyatakan tidak bersalah.”
Hye-sung
melihat kembali kearah Soo-ha.
~~~
Bersambung….
Komentar:
Pertama kali bertemu Soo-ha harus menelan pahit, kecewa, karena sosok
Hye-sung yang selama ini dia bayangkan sangat berbeda dengan yang dia
temui sekarang.
Aku rasa wajar aja Soo-ha kecewa, lha Hye-sung nya juga begitu, dia
tidak peduli dengan orang lain. Mungkin juga ini akibat trauma saat dia
menolong Soo-ha dulu waktu kecil, makanya setelah itu dia jadi tidak mau
peduli lagi urusan orang lain, yang penting dia aman. Kan alasannya dia
jadi Pembela Umum aja untuk uang, bukan untuk menolong orang lain.
Untungnya Soo-ha memutuskan untuk tidak menyerah terhapat Hye-sung.
Mudah-mudahan Hye-sung perlahan-lahan bisa berubah dengan kehadiran
Soo-ha.
No comments:
Post a Comment